Sejarah sumur minyak di Balikpapan dimulai dengan penemuan minyak mentah yang menjadi tonggak penting bagi perkembangan kota tersebut. Pengeboran sumur minyak pertama di Balikpapan adalah peristiwa penting yang bahkan dijadikan sebagai hari jadi kota tersebut.
Penemuan Awal
Rembesan minyak pertama kali ditemukan oleh seorang Belanda bernama Jacobus Hubertus Menten (J.H. Menten) pada tahun 1897. Awalnya, Menten sedang mencari batu bara setelah mendapatkan izin konsesi dari Sultan Kutai.
Sumur Matilda
Sumur pengeboran minyak perdana di Balikpapan dinamai Sumur Matilda (atau Mathilde), sebagai bentuk penghormatan kepada nama anak perempuan Menten.
Tanggal Penting
Pengeboran perdana Sumur Matilda dilakukan pada tanggal 10 Februari 1897 di kaki gunung Komendur, di sisi timur Teluk Balikpapan. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Balikpapan.
Perkembangan Industri
Penemuan ini menarik perusahaan minyak asing, seperti Shell dan Standard Oil Company of California (sekarang Chevron), untuk beroperasi di Balikpapan, mengubahnya dari desa nelayan menjadi pusat industri minyak dan gas yang signifikan.
"Kota Minyak"
Seiring berjalannya waktu dan besarnya produksi minyak yang dihasilkan, Balikpapan dijuluki sebagai "Kota Minyak". Perkembangan kota sangat dipengaruhi oleh industri minyak ini, dengan pembangunan kilang minyak (kilang Oil Refinery dibangun pada tahun 1922) dan fasilitas pendukung lainnya.
Perebutan dan Nasionalisasi
Kekayaan minyak Balikpapan menjadi sasaran perebutan pada masa penjajahan, yang ditandai dengan berbagai peristiwa sejarah seperti pertempuran dan demonstrasi. Setelah kemerdekaan, industri minyak di Balikpapan dinasionalisasi dan kini dikelola oleh Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB).
Hingga kini, peninggalan sejarah seperti Sumur Matilda dan rumah-rumah cagar budaya di kawasan Dahor masih ada dan menjadi saksi bisu perkembangan industri minyak di Balikpapan.
Kembali ke Sejarah
Sumur Minyak Mathilda